Cara Menghitung Total Asset Turnover Ratio Yang Baik
Pengertian Asset Turnover Ratio
Asset turnover ratio adalah rasio keuangan yang mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan penjualan atau pendapatan. Rasio ini menunjukkan seberapa efektif aset perusahaan digunakan dalam menghasilkan pendapatan. Semakin tinggi rasio ini, semakin efisien perusahaan dalam menggunakan asetnya. Rasio ini sering digunakan oleh investor dan analis keuangan untuk menilai kinerja operasional perusahaan.
Secara sederhana, asset turnover ratio adalah jumlah pendapatan yang dihasilkan per unit aset yang dimiliki. Misalnya, jika suatu perusahaan memiliki asset turnover ratio sebesar 2, itu berarti setiap satu unit aset menghasilkan dua unit pendapatan.
Berapa nilai standar rasio perputaran aset yang bagus?
Nilai standar yang dianggap baik dapat berbeda-beda, tetapi sebagai panduan umum, rasio perputaran aset di atas 1 dianggap positif. Artinya, perusahaan menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi daripada nilai total asetnya.
Asset Turnover Ratio Adalah:
Keberhasilan perusahaan sebagian besar didasarkan pada kemampuannya untuk menggunakan asetnya secara efektif untuk menghasilkan penjualan.
Asset turnover ratio (ATR) mengukur efisiensi perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan penjualan dengan membandingkan nilai pendapatan penjualannya relatif terhadap nilai rata-rata asetnya.
Perusahaan mengandalkan modal kerja mereka untuk menghasilkan pendapatan penjualan. Modal kerja terdiri dari arus kas perusahaan serta asetnya.
Rasio perputaran aset adalah ukuran keuangan tentang seberapa efisien perusahaan menggunakan asetnya untuk menghasilkan pendapatan penjualan.
Baca juga: Rasio Leverage: Definisi, Fungsi, Jenis, Rumus, Contoh, Risiko, dll
Pertanyaan yang Sering Diajukan (Q&A)
Bagaimana Cara Menghitung Asset Turnover Ratio?
Menghitung rasio perputaran aset Anda bisa dilakukan dengan proses tiga langkah cepat. Jika Anda menggunakan software akuntansi, Anda dapat menemukan angka-angka ini di laporan laba rugi dan neraca Anda. Jika tidak, Anda harus menemukannya di buku besar atau spreadsheet manual Anda.
Untuk memulai, Anda mengikuti langkah-langkah ini.
Perbedaan Antara Asset Turnover Ratio dan Fixed Asset Turnover
Jika rasio perputaran aset mempertimbangkan total aset rata-rata sebagai penyebut, maka rasio perputaran aset tetap (FAT) hanya melihat aset tetap. Rasio fixed asset turnover ini membandingkan penjualan bersih (laporan laba rugi) dengan aset tetap (neraca). Fixed asset turnover lebih mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan penjualan bersih dari investasi aset tetapnya, yaitu properti, pabrik, dan peralatan (PP&E). Sedangkan asset turnover ratio mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan penjualan bersih dari total aktiva sebuah perusahaan. Asset turnover ratio lebih menuntut perusahaan untuk mengelola aset menjadi penghasilan secara efisien.
Pada fixed asset turnover seorang manajer harus mengetahui berapa rasio perputaran aset tetap yang ada pada perusahaan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui berapa tingkat efisiensi yang dimiliki oleh perusahaan serta untuk mengambil keputusan kedepannya. Sama halnya dengan rasio perputaran total aset, rasio perputaran aset tetap jika lebih tinggi menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan terbilang efektif dalam menggunakan investasi pada aset tetap untuk menghasilkan penjualan bersih.
Bagaimana jika nilai rasio perputaran aset rendah?
Jika nilai rasio perputaran aset perusahaan rendah, ini bisa mengindikasikan beberapa masalah potensial:
1. Kurangnya Efisiensi Penggunaan Aset
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan mungkin tidak menggunakan asetnya secara optimal untuk menghasilkan pendapatan.
Hal ini bisa mencakup kelebihan stok, aset yang tidak produktif, atau kurangnya pemanfaatan aset secara efisien dalam operasi bisnis.
2. Potensi Likuiditas Rendah
Jika aset tidak berputar dengan baik, ini dapat menyebabkan kesulitan dalam menghasilkan arus kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban keuangan.
Likuiditas rendah dapat mengganggu kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya secara tepat waktu atau memenuhi kebutuhan keuangan sehari-hari.
3. Kinerja Finansial yang Buruk
Rendahnya rasio perputaran aset bisa menjadi tanda kinerja finansial yang buruk. Hal ini bisa mencakup penurunan pendapatan, margin keuntungan yang berkurang, atau bahkan kerugian operasional jika aset tidak dimanfaatkan dengan baik untuk menghasilkan pendapatan.
4. Kemacetan Investasi
Jika aset tidak berputar dengan efisien, ini dapat menghambat kemampuan perusahaan untuk menginvestasikan modalnya ke dalam kesempatan yang lebih menguntungkan.
Aset yang terikat tanpa menghasilkan pendapatan dapat menghalangi perusahaan dari pertumbuhan dan ekspansi yang lebih lanjut.
Baca juga : Pengertian Rasio Likuiditas, Contoh, dan Macam-macam Rasionya
Definisi Asset Turnover Ratio
Perputaran total aset atau asset turnover merupakan salah satu bagian dari rasio aktivitas. Rasio aktivitas sendiri digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dari pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan.
Rasio aktivitas juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya. Selain perputaran total aset, yang termasuk ke dalam rasio aktivitas adalah perputaran piutang usaha, perputaran persediaan, perputaran modal kerja, dan perputaran aset tetap.
Lalu, apa itu total asset turnover? Pada dasarnya, total asset turnover adalah rasio yang digunakan untuk mengukur berapa jumlah penjualan yang bisa dihasilkan dari setiap rupiah yang tertanam dalam total aset perusahaan.
Singkatnya, asset turnover ratio atau perputaran total aset adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan penjualan berdasarkan total aktiva yang dimilikinya.
Baca Juga: Revaluasi Aset Bagi Perusahaan: Manfaat dan Fungsi
Bagaimana jika nilai rasio perputaran aset perusahaan tinggi?
Jika nilai rasio perputaran aset tinggi, itu menunjukkan bahwa perusahaan efisien dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan pendapatan.
Informasi yang Diperoleh dari Angka Rasio Perputaran Aset
Lantas, informasi apa yang diperoleh dari angka asset turnover ratio ini? Bagaimana cara mengartikan angka yang dihasilkan dari perhitungannya?
Seperti telah disebutkan sebelumnya, semakin tinggi nilai rasio ini, maka semakin baik pula kinerja perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dan menggunakan asetnya dalam periode waktu tertentu.
Dimana umumnya, perusahaan menggunakan periode tahunan agar lebih mudah memantau dan menelaah.
Hasil dari rasio perputaran aset tidak bisa diartikan sama untuk semua sektor industri. Dimana biasanya, sektor industri retail dan consumer memiliki nilai perputaran aset yang relatif tinggi karena angka penjualannya yang besar namun aset yang dimilikinya tidak begitu banyak.
Berbanding terbalik dengan sektor industri seperti utilities dan real estate yang biasanya memiliki nilai perputaran aset lebih rendah karena asetnya yang banyak namun penjualannya lebih sedikit.
Angka rasio perputaran aset juga mempermudah investor untuk mengetahui apakah perusahaan dapat memanfaatkan aset secara efisien atau tidak.
Investor dapat menggunakan nilai ini untuk membandingkannya dengan perusahaan lain di sektor industri yang sama guna mengetahui performa perusahaan.
Investor pun akan mengetahui kelemahan perusahaan dan di poin mana perusahaan tidak mampu memanfaatkan asetnya. Hal ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk perusahaan dalam memperbaiki performanya di tahun berikutnya.
Baca juga: Rasio Profitabilitas: Pengertian, Manfaat, Jenis dan Cara Penghitungannya